|
Cinta dalam diam |
Selamat malam,
Lama tidak berjumpa, belakangan memang lagi fokus isi survey dan ada hal hal lain yang membuat jarang ngeblog. kali ini saya mau share ya tentang Penguntit, saya memilih tema ini karena beberapa hari lalu lihat drama korea disana dikisahkan toko pemeran utama mengalami hal yang kurang mengenakkan dimana dia merasa seperti ada yang mengikuti. dan rasanya itu tidak mengenakkan.
Disini akan saya bagi cerita tentang seseorang. Bagaimana ia menjalani hari hari yang mungkin membuat tidak merasa aman dan nyaman.
|
. |
Kisah ini bermula saat beberapa bulan memasuki jenjang pendidikan menengah atas kita menyebutnya SMA/SMU saat itu ada seseorang cewek biasa cenderung tomboy, seperti hari hari biasa ia menjalani hari harinya dengan pikiran positif dan semangat, sampai suatu ketika ia mendapatkan sesuatu yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Dan inilah teror yang tidak akan ia lupa sampai sekarang. Sebut saja nama cewek itu Tea, tea adalah gadis biasa seperti gadis pada umumnya, tapi karena suatu hal menjadikannya merasa berbeda dan sdikit tertekan.
Suatu hari ada cowok sebut namanya Boy, si boy yang nampak biasa diluarnya tenyata diluar dugaan, bahkan jika sudah mengenalya ada perasaan takut dan terancam. disinilah cerita penguntit bermula. tidak ada angin atau hujan, tea mendapat surat cinta yang ia terima dari teman beda kelasnya. ia membaca dengan hati hati isi surat itu, dan ia tahu yang mengirim surat itu adalah siboy. awalnya semua nampak normal tapi lama kelamaan, tea menyadari ada yang tidak beres. bermula dari beberapa surat, dan goresan nama tea dibangku sekolahnya. pagi itu tea masuk sekolah seperti biasa dan mendapati pahatan I love u Tea, diatas bangkunya. tea pun clingukan lihat kanan kiri, tidak ada siapa siapa, namun beberapa saat kemudian hening, berasa ada angin dingin yang menyeruak dalam kelas ketika tea melihat sosok boy yang melintas kelas dan meliriknya. dalam hati tea "ah mungkin si boy". ada sedikit perasaan takut dihati tea ketika itu. tapi ia mengabaikannnya.
Beberapa hari berlalu, boy sempat tertangkap basah ketika mencuri padang tea lewat cela pintu kelas, beberapa kali pula mereka sering tak sengaja berpapasan. atau mungkin lebih tepatnya boy membuntuti kemana saja tea berada. Lama kelamaan tea penasaran juga. maklum tea masih anak anak, waktu itu ia masih berusia 15 tahun. ada rasa penasaran dalam dirinya iapun memutuskan berbicara dengan boy, yang hanya berani memberinya surat dan pahatan dalam bangku mejanya, berasa disukai dalam diam. tea memberanikan diri bertemu boy yang selama ini hanya bisa mengintipnya lewat cela pintu dan cendela. waktu itu bertepatan dengan ujian mid semester. tea mengajak boy belajar bersama karena akan menghadapi ulangan mid, suatu ketika tea sedang membaca buku dalam kelas, boy sudah berani menghampiri. tapi tidak untuk belajar hanya ingin mengobrol saja.
suatu ketika, ada hal yang membuat tea merasa ketakutan setengah mati. ia berhenti menemui boy, jika berpasan ia memilih menghindar. ada perasaan takut yang tak bisa tergambarkan. suatu ketika tea pulang sekolah naik bus, kebetulan tea duduk dicendela dan melihat bos sedang membuntuti bus yang ia tumpangi. mungkin dia mai main kerumah temannya, itu yang terpikirkan dibenak hati tea. setelah sampai halte tea turun dan betapa terkejutnya ia karena melihat boy mengikutinya diujung jalan menuju arah rumahnya. perasaan tea pun tidak karuan merasa takut karena diikuti. suatu ketika pula saat tea pulang dijemput ayahnya si boy membuntutinya lagi sampai depan rumah, hati tea pun jadi tidak karuan. setiap tea pulang, ia selalu melihat sosok boy diujung jalan. dan hal ini berlangsung beberapa bulan mungkin hampir setahun.
karena sudah merasa putus asa tea pun jadi merasa biasa, merasa semua sudah normal tapi ternyata tidak, semua teman sekelas tea membenci tea, karena tea yang tidak menemi si boy, semua kompak menjahui tea, tea hanya bisa bersabar semua pasti berakhir! lambat laun semua kembali normal tapi tidak dengan boy, boy selalu terlihat dilingkungan sekita tea, tak peduli tahun tahun berlalu. ia masih menunggu diujung jalan berharap tea mau menyapanya kembali. tapi itu tidak mungkin, karena hati tea sudah terlanjur takut. cinta dalam diam itu menakutkan. cinta dalam pahatan itu tidak romantis atau menyentuh, itu seperti sebuah obsesi. itu seperti sebuah tindakan yang mengarah pada peneroran, mengikutimu dari belakang itu menakutkan, seakan engkau selalu diawasi oleh seseorang itu membuat tidak nyaman.
Cinta dalam diam akan tetap indah jika kamu tetap diam tidak mengatakannya, itulah cinta dalam diam, bukan berusaha selalu disekitarnya dan membuat tidak nyaman dan aman, itu hanya akan menimbulkan ketakutan, karena cinta dalam diam bukan cinta yang menakutkan jika yang kamu cinti menjadi takut itu adalah obsesi bukan cinta.
*nb: Tea to Boy, cinta dalam diammu aku terima, tapi obsesimu membuatku takut melangkah, aku menyerah dan memilih rasa takut sebagai teman. maaf boy.